Lagi-Lagi Wilayah RI Dicaplok Malaysia, Benarkah?
Melihat gaya kepemimpinan pemerintah kita saat ini banyak pengamat meminta agar gaya seperti sekarang ini perlu dirubah. Apalagi gaya soft diplomacy yang dilakukan atas kasus pencaplokan wilayah, dalam hal ini pencaplokan wilayah Indonesia oleh Negara Malaysia di daerah perbatasan dalam hal ini Pulau Kalimantan.
Seperti yang hangat diberitakan saat ini, dua wilayah Indonesia di pulau Kalimantan, yakni Camar Bulan dengan luas1.449 ha dan Tanjung Datu dengan luas 8.000 m3 di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), diklaim secara sepihak oleh Malaysia sebagai wilayah negerinya.
Tindakan Malaysia seperti ini sudah semestinya kita anggap sebagai agresi diam-diam. Anda pasti mengetahui pengertian agresi. Nah kalau paham berarti sudah sepantasnya Pemerintah RI harus meninggalkan soft diplomacy terhadap Malaysia. Kalau dibiarkan atau tetap memelihara soft diplomacy, percaya atau tidak, kedepan nanti mungkin wilayah kita bisa lebih banyak yang di kalim oleh Malaysia. Kita terlalu lemah. Justru sikap lemah itu selalu menguntungkan Malaysia.
Pemerintah kita terlalu sibuk dengan urusan saling tuduh, korupsi, sidang dan seabrek kegiatan yang kurang menuntungkan bangsa ini. Korupsi, kalau ada yah harus dibasmi, jangan hanya mengancam. Nah kalau siding, saran saya, kalau boleh janganlah berlarut-larut sidangnya untuk satu masalah. Yang dibutuhkan itu kegiatan nyatanya, reel, dilapangan.
Akibatnya, lihat saja wilayah kita kembali diklaim oleh Malaysia, lihat saja pembangunan Arena Olah Raga di Palembang untuk Sea Game yang berantakan. Ini karena kurangnya keseriusan dan perhatian dalam mengerjakan sesuatu, karena semua disibukkan dengan urusan korupsi yang tidak jelas, suap menyuap.
Saya sebenarnya prihatin dan ingin menulis lebih panjang lagi, tapi hanya karena MALAS. Tulisan-tulisan seperti ini mungkin sudah banyak di dunia maya. Bahkan kritikan langsung dan lewat media juga sering tapi apa hasilnya?
Melihat gaya kepemimpinan pemerintah kita saat ini banyak pengamat meminta agar gaya seperti sekarang ini perlu dirubah. Apalagi gaya soft diplomacy yang dilakukan atas kasus pencaplokan wilayah, dalam hal ini pencaplokan wilayah Indonesia oleh Negara Malaysia di daerah perbatasan dalam hal ini Pulau Kalimantan.
Seperti yang hangat diberitakan saat ini, dua wilayah Indonesia di pulau Kalimantan, yakni Camar Bulan dengan luas1.449 ha dan Tanjung Datu dengan luas 8.000 m3 di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), diklaim secara sepihak oleh Malaysia sebagai wilayah negerinya.
Tindakan Malaysia seperti ini sudah semestinya kita anggap sebagai agresi diam-diam. Anda pasti mengetahui pengertian agresi. Nah kalau paham berarti sudah sepantasnya Pemerintah RI harus meninggalkan soft diplomacy terhadap Malaysia. Kalau dibiarkan atau tetap memelihara soft diplomacy, percaya atau tidak, kedepan nanti mungkin wilayah kita bisa lebih banyak yang di kalim oleh Malaysia. Kita terlalu lemah. Justru sikap lemah itu selalu menguntungkan Malaysia.
Pemerintah kita terlalu sibuk dengan urusan saling tuduh, korupsi, sidang dan seabrek kegiatan yang kurang menuntungkan bangsa ini. Korupsi, kalau ada yah harus dibasmi, jangan hanya mengancam. Nah kalau siding, saran saya, kalau boleh janganlah berlarut-larut sidangnya untuk satu masalah. Yang dibutuhkan itu kegiatan nyatanya, reel, dilapangan.
Akibatnya, lihat saja wilayah kita kembali diklaim oleh Malaysia, lihat saja pembangunan Arena Olah Raga di Palembang untuk Sea Game yang berantakan. Ini karena kurangnya keseriusan dan perhatian dalam mengerjakan sesuatu, karena semua disibukkan dengan urusan korupsi yang tidak jelas, suap menyuap.
Saya sebenarnya prihatin dan ingin menulis lebih panjang lagi, tapi hanya karena MALAS. Tulisan-tulisan seperti ini mungkin sudah banyak di dunia maya. Bahkan kritikan langsung dan lewat media juga sering tapi apa hasilnya?