Pekan Kondom Nasional. Apa maksudnya? Kenapa ada event seperti itu? Hahaha.. jujur saja saya juga kurang begitu paham apa maksud pemerintah kita menelorkan event ini. Namun tidak ada salahnya kita coba gerayangi bersama Event Pekan Kondom Nasional yang saya singkat sesuka hati menjadi PENDOMNAS ini.
Dalam rangka menyambut Hari AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) sedunia tanggal 1 Desember 2013 kemarin, kita dikagetkan dengan adanya sebuah kegiatan dari pemerintah kita yang dinamakan Pekan Kondom Nasional. Serentak masyarakat dan para peggiat dunia maya dibuat kaget. Pro dan kontra bermunculan. Sayang sekali, isu seputar Pekan Kondom Nasional serta peringatan Hari Aids Sedunia ini kalah pamor dari berita menyedihkan dari negeri Paman Sam sana. Yah, kematian bintang film "Fast and Furious 7", Paul Walker lebih heboh dibicarakan, membungkam berita-berita seputar hari AIDS sedunia plus pro dan kontra seputar Pekan Kondom Nasional. Belum lagi berita nyeleneh menyangkut Anak Diluar Nikahnya Farhat Abbas. Orang-orang sepertinya melupakan dampak-dampak positif dan negatif dari hari AIDS sedunia dan Pekan Kondom Nasional.
Pro dan Kontra PENDOMNAS alias Pekan Kondom Nasional
Sebuah event atau kebijakan yang daerah jangkauannya seputar alat-alat pertukangan yang berhubungan dengan akhlak tentu saja menuai pro dan kontra. Hal ini pun terjadi pada event yang diadakan pemerintah, khususnya dari Kementerian Kesehatan. Pekan Kondom Nasional langsung dihujat tepat pada hari pertama peluncurannya. Anehnya, meski bertemakan Nasional namun di sekita kota tempat tinggal saya tidak terjadi pembagian kondom gratis.
Berdasarkan penerawangan mantan isteri saya, orang-orang yang tidak setuju alias kontra dengan Pendomnas ini jumlahnya ternyata sangat banyak. Alasan utama mereka menolak Pekan Kondom Nasional adalah, mereka menilai, dengan adanya pembagian kondom secara gratis seperti ini sama saja dengan melegalkan seks bebas. Program ini dinilai menyesatkan dan cenderung mengijinkan pemuda pemudi Indonesia melakukan "Sesuatu Yang Diinginkan" namun Haram (karena belum waktunya). Dan jika sudah dilegalkan (secara tidak langsung seperti in), maka sama saja dengan melanggar ajaran agama.
Okelah. Saya sendiri masih 90:10 kalau ditanya setuju atau tidak program bagi kondom gratis ini. 10% saya setuju dan sisanya lagi yang 90% saya tidak setuju. Alasan kenapa saya tidak setuju mungkin sama dengan kebanyakan orang. Seperti yang sudah saya bahas di atas. Nah, kalau untuk 10% setujunya itu tentu saya punya alasan sendiri.
Kita bicara terang-terangan saja. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kasus prostitusi di negeri ini sudah sangat parah. Mungkin sama parahnya dengan kasus korupsi yang menyeret banyak pejabat. Seks Bebas di negeri ini sudah akut. Pergaulan Bebas sepertinya susah dibendung.
Hal ini ditunjang dengan kemajuan teknologi yang begitu susah untuk kita kejar, semakin memperparah akhlak dan moral seorang manusia, barangkali termasuk saya sendiri.
Video mesum produksi dalam negeri berhamburan. Entah siapa yang memproduserinya. Saling raba, peluk, cium di tempat umum sudah menjadi tontonan lumrah saat ini. Bicara panjang lebar tentang keselamatan generasi muda dari bahaya Seks Bebas, tetapi ketika turun ke daerah-daerah malah minta disediakan ABG.
Jadi, barangkali setelah melihat kenyataan bagaimana tingkat pergaulan orang Indonesia khususnya para remaja saat ini semakin hari semakin parah, karenanya pemerintah akhirnya menggunakan cara Sapu Rata. Dibagikan secara masal, gratis, secara nasional - secara umum. Padahal sebenarnya pembagian kondom gratis ini bisa dilakukan langsung pada komunitas atau golongan-golongan para pemuja seks bebas. Tidak serta merta secara nasional seperti ini. Kasihan juga dengan anak-anak yang belum paham, pastinya mereka bertanya-tanya dalam hati, untuk apa balon warna warni itu dibagikan?
"Saya bukannya sok suci, tapi apa salahnya saling menasehati diantara kita, sesama orang bejat"?
Dalam rangka menyambut Hari AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) sedunia tanggal 1 Desember 2013 kemarin, kita dikagetkan dengan adanya sebuah kegiatan dari pemerintah kita yang dinamakan Pekan Kondom Nasional. Serentak masyarakat dan para peggiat dunia maya dibuat kaget. Pro dan kontra bermunculan. Sayang sekali, isu seputar Pekan Kondom Nasional serta peringatan Hari Aids Sedunia ini kalah pamor dari berita menyedihkan dari negeri Paman Sam sana. Yah, kematian bintang film "Fast and Furious 7", Paul Walker lebih heboh dibicarakan, membungkam berita-berita seputar hari AIDS sedunia plus pro dan kontra seputar Pekan Kondom Nasional. Belum lagi berita nyeleneh menyangkut Anak Diluar Nikahnya Farhat Abbas. Orang-orang sepertinya melupakan dampak-dampak positif dan negatif dari hari AIDS sedunia dan Pekan Kondom Nasional.
sumber gambar : www.itoday.co.id |
Sebuah event atau kebijakan yang daerah jangkauannya seputar alat-alat pertukangan yang berhubungan dengan akhlak tentu saja menuai pro dan kontra. Hal ini pun terjadi pada event yang diadakan pemerintah, khususnya dari Kementerian Kesehatan. Pekan Kondom Nasional langsung dihujat tepat pada hari pertama peluncurannya. Anehnya, meski bertemakan Nasional namun di sekita kota tempat tinggal saya tidak terjadi pembagian kondom gratis.
Berdasarkan penerawangan mantan isteri saya, orang-orang yang tidak setuju alias kontra dengan Pendomnas ini jumlahnya ternyata sangat banyak. Alasan utama mereka menolak Pekan Kondom Nasional adalah, mereka menilai, dengan adanya pembagian kondom secara gratis seperti ini sama saja dengan melegalkan seks bebas. Program ini dinilai menyesatkan dan cenderung mengijinkan pemuda pemudi Indonesia melakukan "Sesuatu Yang Diinginkan" namun Haram (karena belum waktunya). Dan jika sudah dilegalkan (secara tidak langsung seperti in), maka sama saja dengan melanggar ajaran agama.
Okelah. Saya sendiri masih 90:10 kalau ditanya setuju atau tidak program bagi kondom gratis ini. 10% saya setuju dan sisanya lagi yang 90% saya tidak setuju. Alasan kenapa saya tidak setuju mungkin sama dengan kebanyakan orang. Seperti yang sudah saya bahas di atas. Nah, kalau untuk 10% setujunya itu tentu saya punya alasan sendiri.
Hal ini ditunjang dengan kemajuan teknologi yang begitu susah untuk kita kejar, semakin memperparah akhlak dan moral seorang manusia, barangkali termasuk saya sendiri.
Video mesum produksi dalam negeri berhamburan. Entah siapa yang memproduserinya. Saling raba, peluk, cium di tempat umum sudah menjadi tontonan lumrah saat ini. Bicara panjang lebar tentang keselamatan generasi muda dari bahaya Seks Bebas, tetapi ketika turun ke daerah-daerah malah minta disediakan ABG.
Jadi, barangkali setelah melihat kenyataan bagaimana tingkat pergaulan orang Indonesia khususnya para remaja saat ini semakin hari semakin parah, karenanya pemerintah akhirnya menggunakan cara Sapu Rata. Dibagikan secara masal, gratis, secara nasional - secara umum. Padahal sebenarnya pembagian kondom gratis ini bisa dilakukan langsung pada komunitas atau golongan-golongan para pemuja seks bebas. Tidak serta merta secara nasional seperti ini. Kasihan juga dengan anak-anak yang belum paham, pastinya mereka bertanya-tanya dalam hati, untuk apa balon warna warni itu dibagikan?
"Saya bukannya sok suci, tapi apa salahnya saling menasehati diantara kita, sesama orang bejat"?