Apakah Ahok Tukang Sadap?
Cinta ketemu cinta, panas membara, sedap betul.... Aha! Lirik lagu Sedap Betul dari kelompok musik Dapur 61 yang pernah berjaya di era 90-an terngiang di telinga. Tidak mengherankan memang, karena saya sendiri sadar, terngiangnya lagu ini erat kaitannya dengan isu sadap menyadap yang heboh paskah sidang Ahok ke 8 beberapa hari lalu. Pertanyaan yang tidak semestinya muncul akibat lagu ini adalah, Apakah Ahok Tukang Sadap? Apakah Ahok Sadap SBY?
Isu sadap menyadap ini muncul sebagai timbal balik pernyataan Ahok dan Kuasa hukumnya dalam persidangan kepada Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin. Kepadanya Ahok dan kuasa hukumnya menanyakan apakah pada tanggal 7 Oktober, - sehari setelah Buni Yani mengunggah video Ahok - ada telepon dari SBY kepada Ketua MUI terkait pencalonan Agus Yudhoyono sebagai Cagub DKI serta meminta dikeluarkannya fatwa penistaan agama kepada Ahok atas ucapannya di kepulauan seribu.
Fatwa Penistaan Agama Pada Ahok
Namun sayang, pertanyaan ini langsung dibantah oleh KH Ma'ruf Amin. "Tidak ada" katanya. Namun karena merasa memiliki bukti, pihak Ahok malah mengeluarkan pernyataa akan melaporkan KH Ma'ruf Amin karena memberi kesaksian palsu di persidangan. Publik terperangah. Merasa Ketua Umum MUI diancam, mereka beramai-ramai mengecam Ahok. Bahkan salah satu Ormas Islam, NU, yang selama ini terkesan berada di pihak Ahok malah berbalik "menyerang" lantaran selain menjadi Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin juga merupakan Rais 'Am Syuriah (Dewan Penasehat) PBNU, pemimpin mereka juga.
Merasa memperkeruh suasana, Ahok lantas dengan legowo meminta maaf jika pernyataannya dianggap mengancam Ketua MUI. Apakah Ahok kemudian dimaafkan? Entahlah... yang pasti isu sadap menyadap lantas berkembang biak dan beranak pinak. Pihak Ahok dan kuasa hukumnya dituduh melakukan penyadapan yang mana hal ini ilegal dilakukan orang perorangan selain Intelijen dan KPK. Bahkan Mantan Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono sampai turun gunung melakukan konferensi pers.
Sayangnya, klarifikasi yang dilakukannya tidak sinkron dengan fakta di persidangan. SBY malah dengan santai mengakui ada sambungan telepon antara dia dan ketua MUI (melalui ponsel salah satu staf), namun beliau tidak setuju dengan sebagian isi percakapan yang dipertanyakan Tim Kuasa Hukum Ahok terkait Fatwa Pesanan. Selanjutnya SBY malah prihatin dengan isu penyadapan dan meminta pihak terkait termasuk Presiden Jokowi segera menindaklanjuti penyadapan ilegal ini.
Sebenarnya kita tidak perlu susah payah mengangkat isu penyadapan, karena sebenarnya bukti digital sudah ada dan bebas diakses siapa saja. Lagipula pengacara Ahok hanya mengatakan punya bukti soal komunikasi kedua tokoh di atas. Perlu dipahami bahwa bukti di sini bukan semata-mata rekaman penyadapan. Terlepas dari apa saja yang dibicarakan dalam komunikasi tersebut, bukti digital berupa berita di media online jelas-jelas ada.
Coba saja baca berita dari liputan6 tanggal 7 Oktober 2016 ini; SBY Telepon Ulama NU Saat Agus Yudhoyono Minta Restu Maju Pilkada. Entah kalau Tim Kuasa Hukum Ahok memiliki bukti lain, tapi menurut pengakuan Ahok, beliau memang disodori berita tentang telepon SBY dengan Ketua MUI. Meski bukti digital ini malah dibantah di persidangan.
Jadi... Apakah Ahok Tukang Sadap? Entahlah saya belum bisa memastikannya karena selama ini, sepengetahuan saya Ahok hanyalah seorang Gubernur DKI Jakarta. Bukan seorang penyadap, entah itu karet, tuak ataupun nira. Akhir kata saya hanya bisa berharap semoga semua kita bisa berkepala dingin menghadapi segala sesuatu. Jangan terlalu serius dengan kehidupan, toh ketika meninggalkan dunia, kita tidak pergi hidup-hidup....
Oh ya, Apakah Ahok seorang pelaut yang gemar memancing??