Bagi beberapa orang, memiliki web atau blog hanyalah sebagai cara atau sarana menuangkan ide-ide di kepala atau sekedar menjalin persahabatan. Hal-hal yang berkaitan dengan kevalidan data, struktur template, atau singkatnya teknik-teknik memanjakan visitor tidak begitu diperhatikan. Ini hanya pilihan. Mau diambil pusing atau tidak tergantung yang punya blog.
Sementara untuk saya sendiri, hal-hal tersebut sangat memusingkan. Apalagi dalam beberapa hari belakangan ini laporan Core Web Data di search console terutama mengenai kualitas url yang buruk semakin naik jumlahnya.
Pentingnya Kecepatan Loading Laman Web
Menurut saya, ini terjadi sebagai akibat dari Google’s December 2020 Core Update yang pernah saya singgung dalam tulisan Link Ads Are Being Retired Maksudnya Apa yang lalu. Satu point yang saya tangkap dalam update google tersebut adalah kecepatan loading sebuah halaman web. Ini penting karena merupakan salah satu cara memanjakan visitor.
Perlu diingat bahwa yang membahas Topik A atau B itu bukan kita saja. Ada banyak situs lain yang membahas topik yang sama dengan kita. Mungkin letak perbedaannya hanya pada judul atau susunan kata-katanya saja. Bayangkan jika kecepatan loading blog kita terasa lama, bukan tidak mungkin visitor akan kembali ke hasil pencarian dan membuka situs lain yang membahas topik yang sama.
Alasan Ganti Template Lagi
Nah, karena alasan itulah kenapa tampilan blog ini kembali berubah. Padahal Template Fitrah Press yang saya gunakan sebelumnya cukup sederhana dan saya menyukainya. Hanya saja, berdasarkan laporan Core Web Data di Google Search Console, tercatat sejak saya menggunakan template itu, jumlah url buruk blog ini meningkat terus dari hari ke hari.
Saya bukan sedang menyalahkan templatenya, tapi yang terjadi sebenarnya adalah saya belum lulus dalam menyesuaikan struktur template tersebut sesuai keinginan Google.
Rata-rata daftar url buruk tersebut jika diklik selalu diarahkan ke halaman PageSpeed Insights. Dan seperti yang saya duga, hasil analisis Page Speed Insights menunjukan skor di bawah 50% untuk semua halaman blog. Versi desktop dan versi mobile sama saja. Sama-sama rusaknya.
Kesalahan Perayapan di Google Search Console
Beberapa url artikel yang entah karena apa diblokir meski sudah dilakukan Inspect Url. Mungkin panjangnya melebihi karakter yang seharusnya. Solusinya saya ganti urlnya di post editor. Selain itu, ada banyak url buruk yang tercatat di Search Console sepertiMasalah LCP: lebih dari 2,5 dtk (seluler),Masalah CLS: lebih dari 0,25 (desktop) dan url-url yang harus diperbaiki.
Rata-rata laporan kesalahan perayapan itu terkait dengan kecepatan loading blog. Setelah mempelajari laporan dari search console, terutama kapan kesalahan perayapan mulai terdeteksi, saya akhirnya memutuskan untuk mengganti tampilan blog. Ini lebih menghemat waktu daripada mengutak-atik tema yang sudah ada. Asli pening.
Berkat tool gratis yang bertebaran di internet, pilihan saya jatuh pada template sebelumnya yang pernah saya pakai sepanjang tahun 2020. Skor PageSpeed Insights tidak pernah berada di bawah 80% untuk halaman utama maupun halaman postingan, meski kadang tergantung kecepatan internet juga. Tapi karena yang melakukan dan yang memberikan laporan adalah Google sendiri, yang kita tahu memiliki standar kecepatan sendiri, maka saya harus mengikuti dan melakukan perubahan.
Meski sederhana, Blogger Template PinkTong ini cukup membantu saya membereskan masalah di Google Search Console. Penerapan Lazy Loading yang baik dengan struktur html yang bisa dibilang cukup sempurna membuat saya menggunakannya kembali untuk saat ini.
Penyebab Eror di Search Console
Seperti yang sudah saya sebut di atas, berubah wujudnya tampilan blog ini bukan karena adminnya labil atau tidak punya pendirian. Penjelmaan ini hanya untuk memuaskan hasrat saya untuk memperbaiki kesalahan perayapan di Search Console serta memanjakan visitor. Intinya, penyebab eror di search console yang meningkat dari hari ke harilah yang menyebabkan tampilan blog ini seperti Traffic Light. Kadang Merah, Kadang Kuning, Kadang Hijau dan Kadang Kadang.
Salah satu penyebab beratnya blog itu karena peralihan dari desktop ke mobile dari misalnya .html menjadi .html?m=1 dan juga dari http ke https, ini bukan salah kita karena kita tidak punya kuasa merubah itu. Tapi kalau kecepatannya sudah 80% itu sudah cukup bagus.
Kalau mau lebih ringan lagi, untuk postingan pakai gambar format .webp
Di Android aku pakai aplikasi "webp image converter", asik gambar 100an kb dikonverter 50% menjadi sekitar 20-an kb, kualitas lumayan.
saat ini aja saya masih tetap menggunakan template bawaan blogspot bang, mau ganti takut kenapa napa misal ga berhasil otak atik...sebenernya sih uda jenuh
Tapi biarpun begitu aku belum niat ganti template sih, ntah hasilnya bagaimana di search console soalnya sudah lama ngga nengok.
Kalau untuk template sudah jenuh gonta-ganti template bang, Takutnya ngak cocok, ganti lagi, Ganti lagi...Lama2 terus gonta-ganti template.😊😊
Kalau bini enak gonta-ganti..Eeehh!..😂😂🤣🤣🤣🤣
Kalau masalah page speed kayaknya masih sama saja meskipun sudah ganti template, sepertinya Krn saya suka malas meresize ukuran foto yg diunggah.
- jarak server dengan penggunanya (misal server di US sedang pengguna di Indonesia)
- jumlah gambar yang ditampilkan dalam satu halaman, meski sudah kecil kalau banyak juga tetap menghambat loading
- jumlah widget di sidebar atau di footer juga berpengaruh karena biasanya butuh diproses dulu
- iklan, memang dari adsense tetapi tetap dihitunga dan ini salah satu yang paling berat karena menggunakan JS
Benar kata suhu Ajay kalau format image diganti ke webp, bisa lebih baik lagi. Masalahnya, format image yang satu ini belum umum, banyak perangkat/sistem belum bisa memakai format file ini jadi kalau kebetulan perangkat pengguna tidak bisa, maka imagenya tidak akan bisa ditampilkan
Saya sendiri terpaksa mengganti template dan membuatnya menjadi sesederhana mungkin agar loadingnya bisa lebih cepat. Bahkan, saya memindahkan server ke lokasi yang lebih dekat dengan pengguna di Indonesia untuk menghemat waktu.
O ya, cara pengukuran desktop dan mobile berbeda untuk core web data, jadi kalau mau diperbaiki fokus pada perbaikan di perangkat mobile mas..
Itu saja berdasarkan pengetahuan saya sih