Bang Ancis Lifestyle - Flu babi Afrika atau juga dikenal sebagai virus flu babi Afrika atau ASFV (African Swine Fever Virus) kembali mewabah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabar terbaru dari victorynews.id mengungkapkan jika saat ini Kabupaten Flores Timur sedang dihantam wabah ini. Setidaknya sudah ada 20 ekor ternak yang mati sejak 2022 hingga awal 2023 ini.
Apa Itu Flu Babi Afrika?
African Swine Fever Virus adalah virus yang menyebabkan penyakit yang sangat mematikan pada babi domestik dan liar.
Virus ini dapat menyebar dengan cepat dan sangat sulit dikendalikan, sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi industri perunggasan.
Virus ini tidak berbahaya bagi manusia, namun dapat menyebar melalui daging babi yang terkontaminasi.
Sejarah Flu Babi Afrika
Asal usul virus flu babi Afrika tidak pasti. Beberapa teori menyatakan bahwa virus ini berasal dari Afrika, sementara yang lain menyatakan bahwa virus ini mungkin berasal dari Eropa atau Asia.
Virus flu babi Afrika pertama kali ditemukan pada tahun 1911 di Sudan, dan sejak itu telah menyebar ke seluruh Afrika, serta ke beberapa negara di Eropa dan Asia.
Virus ini diyakini telah menyebar melalui daging babi yang terkontaminasi atau melalui serangga yang mengisap darah babi.
Secara alami virus ini hanya menyebar pada babi. Namun, Virus ini dapat menyebar melalui daging babi yang tidak di diolah dengan benar, transportasi yang tidak baik, atau melalui serangga yang mengisap darah babi.
Cara Mencegah Virus Flu Babi Arfika
Tidak ada vaksin atau obat yang tersedia untuk mengatasi flu babi Afrika. Karena itu, pencegahan dan kontrol virus ini sangat penting.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengendalikan virus flu babi Afrika meliputi:
Pemantauan
Mengamati tanda-tanda gejala flu babi Afrika dan melakukan tes diagnostik pada babi yang sakit atau mati.
Pembatasan pergerakan
Mengekang pergerakan babi dan produk babi yang terkontaminasi untuk mencegah penyebaran virus.
Biosecurity
Memperkuat biosecurity di pemeliharaan babi dengan mengontrol akses ke area pemeliharaan, menjaga peralatan dan fasilitas bersih, dan menghindari kontak dengan babi liar yang mungkin terinfeksi.
Pembasmian
Memusnahkan babi yang terinfeksi dan babi yang terkena dampak dari infeksi untuk mencegah penyebaran virus.
Edukasi
Memberikan edukasi dan sosialisasi tentang gejala, pencegahan dan kontrol flu babi Afrika kepada peternak, pedagang daging, dan konsumen.
Pemantauan pemerintah
Memerintah harus memantau dan mengkoordinasikan upaya pencegahan dan kontrol flu babi Afrika dalam skala nasional dan regional.
Keseluruhan upaya pencegahan dan kontrol harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan agar dapat efektif dalam mengatasi flu babi Afrika.
Pengalaman Pribadi Mencegah Flu Babi Arfika
Sedikit tambahan, buat teman-teman di NTT khususnya di daerah yang sedang dilanda flu babi Afrika, berikut ini saya bagikan pengalaman pribadi teman-teman saya dalam mencegah flu babi Afrika di Syuradikara, Ende.
Pertama: Isolasi
Usahakan untuk tidak memberi makan dengan makanan sisa dari manapun sumbernya. Cukup pakan yang disediakan khusus babi saja.
Batasi kontak dengan orang asing/luar, bila perlu cukup petugas yang mengurus makan minum babi.
Babi yang sudah menunjukan gejala segera diisolasi sejauh mungkin. Bila perlu segera dihabisi. Jangan sampai ada yang mati di kandang. Parah itu akibatnya.
Kedua: Sanitasi
Selalu jaga kebersihan. Perlakukan kandang dan babi sama seperti perlakuan kita dalam mencegah Covid-19. Selalu Bersih.
Keluar masuk kandang, petugas harus dalam kondisi bersih. Terutama badan dan pakaian. Kebersihan hati biar belakangan saja.
Semua unit kandang apalagi kandang bekas BDG (babi dengan gejala) segera dibersihkan dengan Air Rinso.
Satu dua jam kemudian semprotkan setiap sudut kandang dengan air campuran Rinso + Bayclin.
Selanjutnya kandang disemprot lagi dengan disinfektan (Rodalon) satu jam kemudian. Semua kandang diperlakukan sama malah lebih baik. Seminggu 2x cukuplah.
Ketiga: Pengasapan
Lakukan pengasapan di lingkungan kandang secara rutin. Pagi siang sore. Selain menggunakan dedaunan dan dahan-dahan kering atau serbuk kayu usahakan dihambur dengan bubuk belerang. Asap ya bukan nyala api.
Mungkin itu saja beberapa langkah pencegahan tambahan yang saya tulis berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan teman-teman saya di Unit Peternakan Biara Santu Mikhael Syuradikara Ende.***
1 Komentar
-
Jaey Borneo 17.1.23 Bakal rugi besar peternak babi kalau virus ini belum teratasi ya, soalnya gak bisa dimakan karena menjangkit.