BANGANCIS.WEB.ID - Tulisan ini saya buat dalam keadaan sadar-sesadarnya meski masih belum mengerti dengan apa yang sedang saya alami. Apa benar Bang Ancis Ama mengidap Skizofrenia?
Yah, menurut pengertiannya, Skizofrenia (Schizophrenia) merupakan salah satu gangguan mental serius yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Siapapun yang terkena skizofrenia dapat mengalami beberapa gangguan seperti persepsi, pemikiran, dan emosi. Akibat dari gangguan ini, si penderita akan sulit membedakan antara kenyataan dan imajinasi.
Akibat lain yang ditimbulkan oleh Skizofrenia adalah fungsi sosial, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari seorang penderitanya bakal terganggu.
Hingga saat ini, penyebab skizofrenia belum sepenuhnya dipahami, namun hal ini diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan perubahan kimia dalam otak.
Dalam banyak kasus, Skizofrenia dapat menyebabkan penderitanya mengalami kecemasan yang berlebihan yang akan sangat sulit dipahami oleh orang-orang sekitar.
Seperti yang saya sendiri alami (kurang lebih tiga kali dalam rentang waktu yang berbeda), selain kecemasan, ada beberapa gangguan lainnya seperti delusi, halusinasi, pemikiran kacau, ketidakstabilan emosi, dan juga anti sosial.
Beberapa teman yang melihat perubahan yang saya alami mengatakan jika saya memiliki keyakinan yang salah terhadap sesuatu, dan hal itu tidak dapat diubah. Keyakinan-keyakinan itu biasanya tentang konspirasi, kejar-kejaran, atau kekuatan yang merugikan diri sendiri.
Selain pendapat dari luar, dalam diri saya sendiri juga sadar jika halusinasi menggerogoti pikiran saya.
Saya seringkali mendengar, melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dalam kekacauan ini, saya merasa seolah ada sebuah konspirasi yang sedang mengancam karier dan hidup saya.
Sejatinya, semua yang sedang menimpa saya saat ini bukan tanpa sebab. Kesimpulan sementara yang bisa saya ambil saat ini adalah pengaruh dari lingkungan sekitar.
Saya sadar, berbagai kelakuan aneh, perubahan sikap, cara mereka bergaul, dan setiap tutur kata yang mereka ucapkan punya andil besar pada apa yang sedang saya alami.
Mungkin di tulisan berikut akan saya kisahkan beberapa peristiwa yang membuat saya seolah-olah mengidap Skizofrenia.
Intinya, mental saya berantakan karena diserang oleh hal-hal yang sejatinya merupakan rahasia pribadi dan tidak layak menjadi konsumsi publik.
Sayangnya, segaka sesuatu yang bersifat rahasia tersebut malah terkuak dan menjadi santapan orang-orang di meja prasmanan. Psikologi siapakah yang tidak terganggu?
Sampai jumpa di tulisan berikutnya, masih dalam kisah dugaan apakah saya menderita Skizofrenia?***